TEMBOK Berlin berdiri selaku simbol perpecahan antara ideologi kapitalis dan komunis yang membayangi global selama Perang Dingin. Tembok ini lahir dari kondisi geopolitik Jerman yang terbagi membentuk dua bagian pasca-Perang Global II, pada saat kekuatan Sekutu—Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet—mengambil alih pemerintahan selagi atas wilayah Jerman.
Pada 1949, Jerman yang awalnya terletak di bawah kendali empat negeri itu akhirnya terpecah membentuk dua: Jerman Barat yang didukung Amerika Serikat dan negeri-negeri kapitalis, dan juga Jerman Timur di bawah pengaruh Uni Soviet.
Pascapembagian, Jerman Timur menghadang krisis ekonomi yang mendi didalam. Kekurangan asal-usul daya dan tekanan politik dari Uni Soviet memperburuk kondisi hidup di sana, sampai memicu gelombang mogok kerja di kalangan pekerja.
Sebalik nya, Jerman Barat berkembang pesat berkat bantuan ekonomi dari negeri-negeri kapitalis dan keberhasilan Sistim kapitalismenya. Ketimpangan ini memicu banyak penduduk lokal Jerman Timur bermigrasi ke Jerman Barat demi mencari kehidupan yang lebih baik. Jumlah migran terus bertambah sampai mengapai tiga juta orang pada akhir 1950-an, sebuah angka yang mengkhawatirkan bagi pemerintah Jerman Timur.
Sebagai tanggapan, pemimpin Jerman Timur pada saat itu, Wilhelm Pieck, memutuskan agar menutup perbatasan pada 1952 demi memakhiri arus pelarian penduduk lokalnya ke Barat. Tetapi, langkah ini tidak sepenuhnya paling tempat karena Berlin tetap membentuktitik persimpangan antara kedua wilayah.
Akhirnya, pemerintah Jerman Timur memutuskan agar dibangun penghalang yang lebih besar. Pada 13 Agustus 1961, konstruksi Tembok Berlin di mulai. Awalnya cuma berupa psupaya berduri, tembok itu segera berkembang membentuk tembok beton yang panjangnya mengapai 27 mil atau kira-kira 40 kilometer. Seiring waktu, tembok ini diperluas sampai total panjangnya mengapai 87 mil atau kira-kira 140 kilometer, mencakup pengawasan ketat di sepanjang perbatasan.
Pendirian Tembok Berlin membentukkan hubungan antara kedua wilayah makin tegang. Penduduk Lokal dari Jerman Timur dan Barat tidak lagi bisa bepergian dengan bebas, kecuali memelaluii pos-pos pemeriksaan yang ketat.
Pemerintah Jerman Timur berupaya keras agar menahan laju pelarian penduduknya dengan mengawasi tembok secara ketat. walau begitu, upaya penduduk lokal Jerman Timur agar melarikan diri tidak pernah sepenuhnya berhenti.
Dalam rentang waktu itu, diperpikirkan kira-kira 5.000 orang berhasil menyeberangi tembok dengan beragam cara, meski lebih dari 100 orang kehilangan nyawa di didalam usaha itu.
Tembok Berlin berdiri selaku ikon pembatas antara Timur dan Barat, tapi ketegangan perlahan memuncak pada saat gelombang tuntutan demokrasi menguat di Jerman Timur pada akhir 1980-an. Demonstrasi besar-besaran yang menuntut kebebasan dan demokrasi mulai mewarnai Jerman Timur, teristimewa di kota-kota besar.
Pada pada saat yang sama, Uni Soviet telah menghadang krisis ekonomi besar yang memaksa mereka agar melonggarkan kontrol dinegeri-negeri satelitnya, tercantum Jerman Timur. Kondisi ini mendorong berlangsung nya perubahan politik di Jerman Timur.
Pada 9 November 1989, ditengah tekanan dan kondisi yang pernah tidak stabil, Gunter Schabowski, seorang pejabat Jerman Timur, memberitahukan kalau pemerintah akan melonggarkan pembatasan perjalanan bagi penduduk lokalnya dan mengizinkan mereka melintasi perbatasan.
Klarifikasi ini segera tersebar luas dan ditafsirkan sama warga selaku tanda kalau Tembok Berlin akan dibuka. Pada malam yang sama, ribuan penduduk lokal Jerman Timur berbondong-bondong menuju tembok, melintasi pos pemeriksaan dengan bebas dan mulai meruntuhkan tembok itu dengan peralatan seadanya, seperti palu godam.
Proses peruntuhan Tembok Berlin ini berlangsung kurang dari satu bulan, mengawali penyatuan kembali Jerman Timur dan Jerman Barat. Pada 3 Oktober 1990, Jerman secara resmi bersatu kembali selaku satu negeri, menandai berakhirnya perpecahan yang selama puluhan tahun membatasi kebebasan dan memisahkan ribuan keluarga.
Keanjlokan Tembok Berlin membentuk simbol kuat dari runtuhnya komunisme di Eropa Timur, sekaligus menandai era baru bagi kebebasan dan perdamaian diwilayah itu. (Z-3)